PERAIH EEN SUKAESIH AWARD KATAGORI TK
GURU INSPIRATIF JAWA BARAT 2017
LIA
YULIANINGRUM
Siapa
sih Guru Inspiratif yang telah memperoleh
Award
Een Sukaesih Ini?
A
A
Lahir di desa Cikupa kecamatan Pamarican kabupaten
Ciamis pada tanggal 6 Juni 1973 dari seorang ibu bernama Rusimah dan bapak
bernama Muhlisin. Dibesarkan dalam suasana berlatar belakang alam pegunungan
dan kehidupan yang penuh dengan kesederhanaan bahkan mungkin keterbatasan
terutama ekonomi. Berjualan di sekolah ketika SD, menyabit rumput sepulang
sekolah atau menggiring kambing-kambingnya ke kebun rumput, adalah bagian dari
aktivitas masa kecil yang menimbulkan rasa syukur dan bahagia saat
mengingatnya. Daftar sekolah sendiri, sangat berbahagia dengan baju seragam dan
buku-buku bekas kakak kelasnya, selalu rangking 1 di kelasnya, adalah kenangan
manis SD nya.
Kenangan manis tersebut
menjadi energy tersendiri untuk mendorongnya mendaftar sendiri ke SMP. Berjalan
kaki pulang pergi sekolah sepanjang 12 km selama 1 tahun, membantu kerabat berupa
urusan pekerjaan rumah di kelas 2 dan kelas 3 untuk bisa ikut tinggal di
rumahnya dan terhindar dari 12 km berjalan kaki.
Numpang di rumah guru
agama SMA dengan segala perlakuan agamis humanisnya membuatnya mulai bertekad
melaksanakan militansi spiritual hasil didikan tegas orang tuanya dengan
mengenakan kerudung walau sekolahnya di SMAN yang hampir-hampir mngeluarkan
pelarangan mengenakan jilbab ke sekolah. Dilanjutkan tinggal di pesantren saat
SMA kelas 2 hingga diterima di IKIP dengan jalan membeli formulir UMPTN hasil
penjualan satu satunya cincin yang dibeli dari hasil menabung dengan cara
menyisihkan uang bekal makan bulanannya yang sangat terbatas.
Mengambil jurusan
bahasa asing prodi bahasa Arab lebih dilatar belakangi karena kesukaannya pada
bahasa Arab yang saat SMA sebagai salah satu mata pelajaran pilihan di jurusan
social yang dipilihnya.
Guru
Inspiratif ini hobi mengajar sejak SMA.
Walaupun kegiatan
mengajar anak-anak sudah dijalankan
sejak SMA ketika di pesantren, akan
tetapi mulai beraktivitas mengajar dalam
lembaga pendidikan yang lebih terarah sejak mahasiswa dengan mengajar di
TK-TK Al-Quran, masjid-masjid, dan melayani privat ngaji anak-anak di
rumah-rumah.
Menjadi guru memang
telah menjadi cita-cita sejak kecil karena merasakan betapa menyenangkannya
bisa memberitahu orang lain, mengajari orang lain tentang sesuatu, bermanfaat
bagi orang lain dengan ilmu. Permainan yang paling disukai ketika SD adalah
“sasakolaan” dan Lia kecil selalu menjadi lakon guru bagi teman-teman
sebayanya. Selepas SMP dengan segala perjuangannya, bertekad untuk masuk ke SPG
yang ternyata di tahun tersebut SPG di daerahnya ditutup. Akan tetapi semangat
dan minatnya untuk menjadi guru tak surut walaupun sekolah di SMA.
Selain karena punya semangat militansi agama yang berbeda dengan mayoritas teman-temannya, Allah pun memberi kelebihan mudah memahami bahasa Arab yang kebanyakan teman-temannya susah memahaminya. Maka Lia remaja pun suka diminta mengisi kegiatan pesantren Ramadlan di sekolahnya dan tempat bertanya bahasa Arab teman-teman sekelasnya. Selain itu, karena tinggal di pesantren yang menggunakan system asistensi dalam pembelajaran santri-santrinya, Lia pun kerap dijadikan asisten Kang Ajengan bagi adik-adik kelasnya apalagi saat pesantren membuka program pesantren liburan bagi siswa-siswa di luar pesantren dan notabene memerlukan guru-guru tambahan.
Selain karena punya semangat militansi agama yang berbeda dengan mayoritas teman-temannya, Allah pun memberi kelebihan mudah memahami bahasa Arab yang kebanyakan teman-temannya susah memahaminya. Maka Lia remaja pun suka diminta mengisi kegiatan pesantren Ramadlan di sekolahnya dan tempat bertanya bahasa Arab teman-teman sekelasnya. Selain itu, karena tinggal di pesantren yang menggunakan system asistensi dalam pembelajaran santri-santrinya, Lia pun kerap dijadikan asisten Kang Ajengan bagi adik-adik kelasnya apalagi saat pesantren membuka program pesantren liburan bagi siswa-siswa di luar pesantren dan notabene memerlukan guru-guru tambahan.
Kecintaannya pada
sekolah, mengabaikan ketidakmampuan orang tuanya untuk menyekolahkan.
Cita-citanya untuk menjadi guru ia perjuangkan dengan mendaftar ke IKIP
mengambil program studi yang ia paling sukai: bahasa Arab. Sama sekali tak ada
pertimbangan apakah jurusannya tersebut akan membuatnya mudah bekerja untuk
mendapatkan sejumlah kesejahteraan dalam bentuk nominal uang tertentu atau
tidak. Segala aktivitas keilmuan dijalankan dengan dasar suka, senang, cinta,
maka belum berakhir pun sudah bahagia. Nilai cum laude S1 yang diperolehnya
tidak menjadi jalan diterimanya Lia sebagai PNS dalam beberapa kali seleksi
yang diikutinya. Menjadi dosen PAI pada Universitas Terbuka yang bertempat di
SMA PGRI 1 Majalengka menjadi awal mengajar selepas jadi Sarjana.Mengajar
Bahasa Arab di SMP Al-Hidayah, di MA Daarul Ulum, di kelas standar
internasional SMAN 1 Majalengka, dan di program D2 PGTK Sabili Majalengka.
Mulai mengajar di TK
sambil membawa anak ketiganya bersekolah di TKA Plus Al-Lukman yayasan
Al-Lukman. Sifat dirinya yang “tidak betah berlama-lama pada situasi yang
begitu-begitu saja” menjadi jalan berkembangnya program di TK nya. Pengembangan
program yang memiliki nilai lebih tersebut terlihat oleh masyarakat sehingga
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap TKA Plus Al-Lukman, terbukti
dengan jumlah anak didik yang dimulai dari dua puluhan hingga selalu diatas
seratus di hamper sepuluh tahun terakhir ini. Apalagi jika ditambah dengan
kelas kobernya yang ia gagas juga sejak dua tahun setelah TK berdiri.
Besaran gaji tidaklah menjadi tujuan aktivitas-aktivitasnya. Maka dari itu, ketika tunjangan profesi guru baginya mulai lancar cair pun, ia gunakan untuk peningkatan keilmuan. Memilih prodi psikologi pendidikan Islam IAIN Syekh Nurjati Cirebon adalah sebagai bentuk rasa syukurnya berupa usaha peningkatan pemahamannya terhadap psikologi perkembangan anak selain juga karena alasan letak Perguruan Tingginya yang memungkinkan dirinya tidak meninggalkan sekolah terlalu lama.
Mengajar
terus sampai menjadi Dosen.
Setelah menyelesaikan
program pasca sarjananya, ia pun mengajar di dua perguruan tinggi: Universitas
Majalengka dan STIKES YPIB Majalengka dengan tetap menjadikan TKA Plus
AL-Lukman sebagai yang utama. Baginya: selagi dirinya masih efektif bermanfaat,
pantang meninggalkan amanah tersebut walaupun amanah lain datang.
Hanya saja, keinginannya untuk
meningkatkan kebermanfaatan bagi lingkungan, membuatnya tidak tetap pada suatu
program. Loyalitas Lia memang bukan pada sebuah yayasan apalagi pada
perseorangan. Loyalitasnya adalah pada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran,
dimanapun kebaikan itu berada, pada siapapun kebenaran itu terlaksana.
Semakin hari, ternyata
kebutuhan masyarakat terhadap layanan anak usia dini yang memiliki kelebihan
ternyata semakin menguat, baik itu kelebihan proram-program kegiatan,
kompetensi guru, sarana prasarana, bahkan kelebihan waktu. Usulan dari
masyarakat terutama ibu-ibu bekerja agar Al-Lukman mendirikan TK fullday
semakin menguat. Program fullday sulit dilaksanakan di Al-Lukman karena
ruangan-ruangan kelas di Al-Lukman digunakan program Madrasah Diniyyah selepas
TK nya. Maka Lia pun tak berhenti pada kesulitan. Obsesi-obsesinya tentang
pendidikan tak jarang ia sampaikan di
belasan majlis talim yang secara rutin diisinya. Sampailah pada suatu hari
Allah mentaqdirkan telinganya mendengar kata-kata dari salah seorang jamaah
majlis talimnya: penyerahan pengelolaan sejumlah dua belas ruangan bekas
kamar-kamar kost an untuk dia kelola. Babak selanjutnya pun dimulai di yayasan
lain dengan langsung didirikan tiga lembaga Pendidikan Anak Usia Dini GISPI
(Green Islamic School Puspa Indah) sekaligus: Kober, TK, TPA, bahkan di tahun
ke empat mulai dirintis POS PAUD.
Setia
menjadi guru walau tetap honorer 20 tahun.
Statusnya yang honorer
selama hampir dua puluh tahun nyaris tak pernah mengecewakannya. Hatinya
bahagia dengan merasa diperlukan banyak orang. Disambut anak-anak usia dini
yang sambutannya tulus ceria, ditelfon ibi-ibu Darma Wanita dinas-dinas yang
memintanya mengisi kegiatan pertemuan Darma Wanita dengan taushiyahnya, ditemui
orang tua siswa yang berkonsultasi tentang perkembangan anaknya atau bahkan
problem rumah tangganya, dijadikan tempat konsultasi mahasiswanya yang memiliki
problem remaja, membina guru-guru untuk memiliki kesyukuran dalam melaksanakan
tugas-tugas keguruannya, hingga didatangi tetangganya yang mau belajar mengaji
bada maghrib.
Itulah yang membahagiakannya selain tentu yang utama adalah keluarganyalah yang paling berharga. Toh semua aktivitas itu dapat dilakukannya atas dasar izin suami dan karena keluarganya Allah beri kesehatan pada keluarganya.
Itulah yang membahagiakannya selain tentu yang utama adalah keluarganyalah yang paling berharga. Toh semua aktivitas itu dapat dilakukannya atas dasar izin suami dan karena keluarganya Allah beri kesehatan pada keluarganya.
Keprihatinannya pada
kesejahteraan guru honorer di daerahnya membuatnya mencari konsep bagaimana
cara yang mulia untuk menjemput rizqi luas yang telah Allah sediakan. Selain
membina kecerdasan emosional spiritual para guru agar memiliki kesyukuran atas
nilai kemanfaatan yang dilakukan untuk masyarakat, Lia yang merasa rizqinya
selalu Allah cukupkan dengan tidak usah merendahkan profesi keguruan dengan
menyalahgunakan amanah keguruan pun tetap memikirkan bagaimana caranya
meningkatkan kesejahteraan para guru dari sisi finansial.
Cita-citanya sejak sepuluh tahun yang lalu adalah menggaji gurunya minimal satu juta. Dan cita-citanya tersebut sudah Allah kabulkan dimulai dari PAUD GISPI dengan system fulldaynya. Setahun terakhir ini pun Al-Lukman mulai mengikuti walaupun Al-Lukman berbasis social dalam manajemen keuangannya.
Cita-citanya sejak sepuluh tahun yang lalu adalah menggaji gurunya minimal satu juta. Dan cita-citanya tersebut sudah Allah kabulkan dimulai dari PAUD GISPI dengan system fulldaynya. Setahun terakhir ini pun Al-Lukman mulai mengikuti walaupun Al-Lukman berbasis social dalam manajemen keuangannya.
Terus
meningkatkan Prestasi dalam Pendidikan.
Walaupun prestasi
bukanlah tujuannya, akan tetapi ternyata hal itu mengiringi kerja keras,
cerdas, ikhlash, berbasis team dan
komunikasi yang efektif. Aktivitas-aktivitasnya yang seharian nyaris tiada
henti, sepekan full hampir tak ada liburnya, ternyata tidak saling mematikan,
bahkan saling menguntungkan. Peluang-peluang peningkatan kualitas diri maupun
lembaga semakin terbuka dengan banyaknya macam orang yang ditemui. Walaupun
terakhir ini, status dosen Perguruan Tinggi sedang tak ia sandang, akan tetapi
itu hanyalah sebuah keadaan dimana ia sedang melakukan peningkatan di bidang
anak usia dini.
Hasbunallah wa ni’mal wakil ni’mal Maula
wa ni’mannashir.
Een Sukaesih Award (ESA) 2017
tetap menginspirasi dengan ketulusan
29 Des 2017
editor.m.alkaff
Een Sukaesih Award (ESA) 2017
tetap menginspirasi dengan ketulusan
29 Des 2017
editor.m.alkaff




























