Minggu, 17 Desember 2017


TEKNOLOGI SAPPUJAGAD SEBAGAI UPAYA MENGATASI GLOBAL WARMING



                                            SUTARJO, S.Pd

Nominator Guru Inspirasi Jawa Barat
Een Sukaesih Award 2017 




           Pembuatan Sappujagad (Sarana penyerap polutan udara  jaga gangguan dan dampaknya) salah satu upaya sumbangsih seorang guru SMP  untuk mengurangi ancaman global warmig dan mendukung program Langit biru dan Go Green.           


  Berkaitan dengan hal diatas, keberadaan  media  sarana penyerap polusi udara ( bagi element  masyarakat) yang  Bapak Sutarjo  ciptakan terdapat beberapa harapan :

1.  Membiasakan  peka terhadap fenomena alam yang terjadi dan berkembang di sekitar kita.

2. Bermanfaat sebagai media pembelajaran bagi dunia pendidikan dan mendukung  sekolah berwawasan lingkungan ,SBL

3.  Menggugah kesadaran dan kepedulian semua pihak  terhadap lingkungan di  kelestariannya.

4. Untuk meningkatkan profesionalisma guru dalam mengemban kepedulian terhadap lingkungan.

5. Kiranya ide ini dapat diterima oleh berbagai lapisan masyarakat termasuk pemerintah.
    sebagai wujud kepedulian dan sumbangsih penulis terhadap isue global warnin
.


6. Melaporkan hasil penelitian dan mengekspos agar  diketahui secara luas.  


                Mengapa Pak Sutarjo mampu merancang Sappujagad, beginilah ceritanya:
Ketika saya  menyampaikan pelajaran  pencemaran udara  di kelas,, dimana polutan  merupakan bahan penyebab global warming. yang dapat menghasilkan  efek negatip.  Data – data polutan udara sesuai literatur dalam kegiatan ini telah disampaikan. 
               Terdapat seorang siswa yang bertanya, bagaimana cara membuktikan bahwa udara kita ini kotor.  Saya kaget  dan terperangah. Pertayaan membuat saya berpikir dan mencari jawaban yang tepat. 
             Waktu itu, saya  belum pernah melakukan  untuk  membuktikan bahwa udara kita kotor. Tapi saya berjanji akan memberikan jawaban pada mereka.

           Saya mendapat tantangan  dari pertanyaan siswa itu, hingga mendorong   untuk belajar dan menjawab pertanyaan ini. Dan mulailah  melakukan  eksperiment tentang sisa pernapasan manusia berupa CO2.

    Memerlukan waktu kurang  lebih 6 bulan. Merekayasa analogi ini akhirnya terbnetuklah sebuah alat penyerap polutan udara.
      Supaya alat ini memiliki standar maka eksperiment dilakukan berulang-ulang, bahkan  uji coba dibeberapa tempat serta mendiskusikan kepada beberapa teman, baik disekolah maupun melalui MGMP. 
             
Akhirnya saya  mengundang siswa yang dulunya bertanya. Di   laboratorium yang merupakan bagian tempat  melakukan eksperiment, saya   menyampaikan jawaban dengan mengajak siswa melihat fakta secara fisik. 
    Alat yang saya rancang dapat    membuktikan bahwa udara kotor  dengan indikator, kristal polutan yang dihasilkan oleh alat tersebut. 
               Alhamdulillah  siswa merasa puas. Namun saya tidak berhenti disini saja. Dengan uji coba di beberapa tempat dan mendapat komentar dari beberapa pihak ahli pencemaran lingkungan. Akhirnya, saya  semakin yakin bahwa alat ini mampu mengurangi polutan udara yang sekaligus dapat  menurunkan global warming. 
             Namun banyak yang bertanya  tentang nama alat ini.  Kemudian saya meragkai beberapa istilah yang  disesuaikan dengan fungsinya. Akhirnya alat ini mendapat  nama Sappujagad  yang merupakan singkatan dari  Sarana Penyerap Polutan Udara Jaga Gangguan dan Dampaknya. Merupakan sarana meyerap polutan udara untuk mengurangi efek negatif global warming.
               Sappujagad bekerja secara ontime karena kegiatan ini merupakan gerakan upaya menurunkan global warming.



                 Hasil polusi dari Sappu Jagad terbukti bisa dijadikan pupuk bagi tanaman



Banyak  penghargaan yang telah diraih oleh Bapak Sutarjo, S,Pd , diantaranya:

1. Penghargaan Internatonal di Bali Tahun 
    2011
2. LIPI dan Menristekn tahun 2012
2. Penghargaan Mendikbud  dan Bupati Indramayu tahun 2015




Sukses dan terus menginspirasi, karena kami Guru Inspirasi Jawa Barat 
ESA 2017




Editor, 
M.alkaff
KBB, 17 Des 2017













Tidak ada komentar:

Posting Komentar